AcehAsia.com, Banda Aceh | Dalam rangka memperingati hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun, PKBI Aceh bekerjasama dengan Universitas Abulyatama dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDPKMI) Aceh melakukan talkshow dengan tema “Diary Pengabdian Dokter dan Guru Masa Covid-19; Antara Ancaman Kesehatan dan Kualitas Pendidikan”. Talkshow ini dilakukan secara online melalui Zoom Meeting. Senin, (31/08/2020)
Di awal talkshow, dr.Hady Maulanza mengajak seluruh peserta untuk mengheningkan cipta sejenak dan memanjatkan doa bagi tenaga kesehatan yaitu dokter sebagai salah satu pengabdi bangsa yang sudah mencapai 100 orang gugur karena covid-19. Talkshow dibagi menjadi 3 sesi yaitu sesi di bidang kesehatan, sesi di bidang pendidikan, sesi ketiga dalam perspektif relawan covid-19.
Baca Juga: Mendagri Ajak PDPKMI Untuk Sosialisasi Protokol Kesehatan Kepada Masyarakat
Dr.Mustakim dalam pengantar talkshow menyampaikan bahwa pengabdian dokter dalam masa pandemic sangat besar. Pengembangan kesehatan global yang mulai pada tahun 1900-an menjadi tantangan baru kesehatan internasional, mulai dari HIV-AIDS , SARS Flu Burung, ebola, flu babi dan saat ini yang menjadi perhatian serius terkait dengan SARS Covid-19.
“Penekanannya lebih kepada bio security dan upaya untuk pencegahan penyebaran penyakit menular dengan penguatan pelayanan primer dalam upaya kesehatan promotif dan preventif. Di masa pandemic ini, kini posisi dokter di Indonesia dan seluruh dunia bersama dengan tenaga kesehatan lainnya menjadi pilar utama, garda terdepan dan sekaligus benteng terakhir dalam penanganan pandemic covid-19,” ujarnya.
Tapi bagaimana mekanisme pemeriksaan covid-19? dr.Ichsan, M,Sc mengulasnya bahwa pemeriksaan covid ada 3 jenis yaitu pemeriksaan realtime PCR atau quantitative PCR yang menjadi rujukan atau goal standar dari WHO karena ini yang dianggap paling reliable untuk menetapkan diagnosa. Di Aceh terdapat 2 lab yang menjadi lab jejaring lab rujukan nasional untuk pemeriksaan covid-19 yaitu lab Balitbangkes dan laboratorium penyakit infeksi Unsyiah. Pemeriksaan PCR merupakan pemeriksaan yang rumit karena mengagungkan kebesaran Allah.
Jenis kedua yaitu gene sekuensing jauh lebih bagus karena memeriksa kecocokan rantai basah pada DNA virusnya, namun tidak bisa dilakukan karena lebih mahal. Ketiga yaitu pemeriksaan rapid test (antibody dan anti gen) yang secara persentase 62-88% masih ada kemungkinan kelirunya.
Ibu Nurmaliah dan Ibu Tuti yang mengulas dari sudut pandang pendidikan mengatakan bahwa kita semua dikejutkan dengan adaptasi baru karena wabah ini. Belajar dilakukan secara jarak jauh dan belajar di rumah masing-masing berbasis online dilakukan oleh semua baik sekolah maupun universitas. Tujuan belajar ini dilakukan untuk menghindari kontak fisik dan memutus mata rantai penyebaran penularan virus covid-19. Namun dampak dari metode ini, bukan hanya anak/siswa saja yang menemui kendala, tapi juga bagi tenaga pendidik/pengajar serta orang tua yang juga harus mendapatkan perhatian serius.
Agus Agandi dari PKBI Aceh yang focus bekerja untuk pengentasan malnutrisi mengatakan bahwa situasi ini sangat berpengaruh dengan kondisi imunitas akibat terabaikannya pemenuhan nutrisi maupun bantuan-bantuan spesifik bagi kelompok rentan (ibu hamil, ibu menyusui, lansia, remaja dan anak) terkait nutrisi. kelompok-kelompok spesifik inilah yang masih belum banyak disentuh oleh jangkauan bantuan atau dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan lembaga lain. Di situasi pandemic, relawan-relawan PKBI telah melakukan kampanye di media sosial dan mengajak serta memberikan edukasi bagi konstituen untuk tetap mentaati himbauan pemerintah untuk disiplin menggunakan masker, menjaga jarak (physical distancing), cuci tangan pakai sabun sebagai upaya memutuskan mata rantai penularan infeksi virus covid-19.
Acara ini dimoderatori oleh dr. Hady Maulanza, MKM (Dokter PJ Klinik PKBI Aceh) dengan menghadirkan narasumber yaitu dr.Mustakim M.Kes, SpDLP (Ketua Umum Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia), Nurmaliah, S.Pd, M.Pd (Guru Berprestasi Aceh 2019), Dr.Tuti Marjan Fuadi, M.Pd (Praktisi Pendidikan dan Dosen Universitas Abulyatama), dr.Ichsan, M.Sc (Manager Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah dan Pengurus PDKI Pusat), Agus Agandi (Koordinator Program Pengentasan Malnutrisi – PKBI Aceh). Talkshow diikuti oleh 95 orang peserta dari Sabang sampai Merauke baik dari instansi pemerintah, LSM, tenaga kesehatan, mahasiswa/i, jurnalis dan lintas profesi lainnya.
Baca berita asli di sini